Menjelajahi Kemegahan Candi Borobudur: Warisan Budaya Dunia di Jogja

wisata jogja, candi borobudur, wisata jogja murah, wisata budaya, candi prambanan, candi, wsiata magelang

Candi Borobudur, photo by pixabay

Candi Borobudur, mahakarya arsitektur Buddha terbesar di dunia. Candi ini bukan hanya tempat wisata biasa, tetapi juga situs warisan budaya UNESCO yang menyimpan nilai sejarah dan spiritual yang mendalam.

Candi Borobudur berada di ketinggian sekitar 350 meter diatas permukaan laut. Dari puncak candi, pengunjung dapat menikmati panorama indah Gunung Merapi dan pegunungan di sekitarnya. Arah candi yang menghadap ke barat melambangkan matahari terbenam, yang merupakan simbol kematian dan pencerahan.

Bagi umat Buddha, Candi Borobudur merupakan tempat suci untuk beribadah dan melakukan meditasi. Pengunjung dapat mengikuti ritual pradaksina, yaitu berjalan mengelilingi candi searah jarum jam sambil memanjatkan doa. Suasana tenang dan damai di sekitar candi menjadikannya tempat yang ideal untuk refleksi diri dan menenangkan pikiran.

Lokasi Candi Borobudur 

 

Candi Borobudur terletak di Magelang, Jawa Tengah, sekitar 40 kilometer dari Yogyakarta. Meskipun secara administratif terletak di Magelang, Candi Borobudur memiliki hubungan sejarah dan budaya yang erat dengan Yogyakarta. Pada masa lampau, wilayah Magelang merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno dan Kesultanan Yogyakarta. Hal ini menyebabkan Candi Borobudur sering diasosiasikan dengan Yogyakarta, terutama dalam hal promosi wisata.

Ada beberapa alasan mengapa Candi Borobudur menjadi ikon wisata Yogyakarta, meskipun secara geografis terletak di Magelang yaitu : Pertama, jarak Candi Borobudur dari Yogyakarta yang relatif dekat (sekitar 40 kilometer) membuatnya mudah diakses oleh wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Kedua, Pemerintah daerah Yogyakarta dan Magelang bekerja sama dalam mempromosikan Candi Borobudur sebagai destinasi wisata unggulan, sehingga candi ini lebih dikenal sebagai bagian dari wisata Yogyakarta. Ketiga, akses menuju Candi Borobudur dari Yogyakarta terbilang mudah dan nyaman, dengan berbagai pilihan transportasi yang tersedia.

Menelusuri Sejarah Candi Borobudur

Berdasarkan prasasti Karangtengah dan Tri Tepusan, Candi Borobudur diperkirakan didirikan sekitar tahun 824 Masehi atas prakarsa Raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra. Pembangunannya memakan waktu sekitar 75 tahun dan baru selesai pada masa pemerintahan Ratu Pramudawardhani, putrinya.

Beberapa teori menarik tentang pendirian Candi Borobudur telah dikemukakan oleh para ahli. Salah satu teori yang populer adalah bahwa candi ini dibangun sebagai tempat pemujaan untuk memuliakan Raja Samaratungga setelah kematiannya. Teori lain menyebutkan bahwa candi ini merupakan perwujudan kosmologi Buddha, dengan stupa di puncaknya melambangkan alam nirwana.

Menjelajahi Keindahan Arsitektur Candi Borobudur

Keindahan Candi Borobudur tidak hanya terletak pada nilai sejarahnya, tetapi juga pada arsitekturnya yang luar biasa. Batu andesit yang ditumpuk tanpa perekat menjadi bukti kecanggihan teknologi dan ketelitian para pembangunnya. 

Relief-relief yang terpahat di sepanjang candi bukan hanya hiasan semata, tetapi merupakan kitab suci yang terukir di batu. Relief-relief ini menceritakan kisah perjalanan hidup Buddha Gautama, mulai dari kelahirannya yang istimewa, masa pencarian pencerahan, hingga mencapai nirwana. Setiap relief memiliki makna dan ajaran Buddha yang mendalam, seperti Karmawibhangga yang menceritakan hukum karma, Lalitavistara yang mengisahkan kehidupan Buddha Gautama, dan Jataka yang menceritakan kisah-kisah kebajikan Buddha Gautama dalam kehidupan lampaunya.

Struktur Candi Borobudur yang unik melambangkan tingkatan pencerahan dalam ajaran Buddha. Enam teras berbentuk bujur sangkar melambangkan enam alam kehidupan, yaitu alam neraka, alam binatang, alam petas, alam manusia, alam dewa, dan alam arupa. Tiga pelataran melingkar melambangkan tiga tingkatan pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang kemunculan, pengetahuan tentang keberadaan, dan pengetahuan tentang pencerahan. Puncak stupa melambangkan pencapaian nirwana, yaitu keadaan bebas dari penderitaan dan siklus samsara.

 

Tranfortasi Menuju Candi Borobudur

Bagi kamu yang ingin menjelajahi Candi Borobudur dari Kota Yogyakarta, berikut beberapa panduan dan pilihan tranfortasi yang dapat membantu :
  • Kendaraan Pribadi : Pilihan ini menawarkan fleksibilitas dan kenyamanan. Perjalanan dari Yogyakarta ke Candi Borobudur memakan waktu sekitar 1-1,5 jam melalui Jalan Magelang. Pastikan kondisi kendaraan prima dan patuhi peraturan lalu lintas.
  • Bus : Tersedia bus reguler dari Terminal Jombor Yogyakarta menuju Terminal Borobudur. Tarifnya sekitar Rp 10.000 Dari terminal, Anda dapat melanjutkan perjalanan dengan ojek atau angkutan desa.
  • Kereta Api : Naik kereta api ke Stasiun Magelang, kemudian lanjutkan dengan ojek atau taksi ke Candi Borobudur.
  • Paket Wisata : Beberapa agen wisata menawarkan paket wisata ke Candi Borobudur dari Yogyakarta, termasuk transportasi, tiket masuk, dan pemandu wisata.

Fasilitas yang Tersedia di Candi Borobudur

Wisata budaya ini sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang menunjang kenyamanan para wisatawan. Berikut fasilitas yang tersedia di Candi Borobudur : 

Fasilitas Dasar

  • Akses ke Area Candi : Pengunjung dapat memasuki dan menjelajahi seluruh area Candi Borobudur, termasuk pelataran, teras, dan stupa.
  • Toilet Umum : Toilet umum tersedia di beberapa titik di area candi untuk memastikan kenyamanan pengunjung.
  • Tempat Duduk dan Istirahat : Tersedia tempat duduk dan area istirahat di beberapa titik di area candi, memungkinkan pengunjung untuk beristirahat dan menikmati pemandangan.
  • Mushola : Mushola tersedia bagi pengunjung muslim yang ingin melaksanakan ibadah sholat.
  • Tempat Makan : Tersedia beberapa tempat makan di sekitar area candi, menawarkan berbagai pilihan kuliner khas Jawa Tengah.

Fasilitas Penunjang

  • Museum : Museum Candi Borobudur menyimpan berbagai koleksi artefak dan informasi tentang sejarah, budaya, dan arsitektur candi. Pengunjung dapat mempelajari lebih dalam tentang Candi Borobudur melalui museum ini.
  • Pemandu Wisata : Tersedia layanan pemandu wisata yang dapat membantu pengunjung memahami detail sejarah, makna relief, dan filosofi Candi Borobudur.
  • Toko Souvenir : Pengunjung dapat membeli souvenir khas Candi Borobudur, seperti miniatur candi, kaos, topi, dan berbagai pernak-pernik lainnya.
  • Penyewaan Payung dan Topi : Pengunjung dapat menyewa payung dan topi untuk melindungi diri dari sinar matahari, terutama saat musim kemarau.
  • Area Parkir: Tersedia area parkir yang luas untuk menampung kendaraan pengunjung, baik kendaraan pribadi maupun bus wisata.
  • Aksesibilitas : Jalur aksesibilitas ramah difabel tersedia di beberapa titik di area candi, memungkinkan pengunjung dengan keterbatasan fisik untuk menikmati keindahan candi.
  • Keamanan : Petugas keamanan berjaga di seluruh area candi untuk memastikan keamanan dan kenyamanan pengunjung.

Pasar Ular Candi Borobudur

Candi Borobudur dikelilingi oleh berbagai daya tarik lain salah satunya adalah Pasar Ular, julukan untuk deretan pertokoan yang menjual berbagai oleh-oleh dan aksesoris di sekitar candi. Istilah "Pasar Ular" bukan berasal dari keberadaan ular di pasar, melainkan karena bentuknya yang memanjang seperti ular. Deretan toko yang berjejer rapi di sepanjang jalan ini bagaikan tubuh ular yang panjang dan berkelok-kelok.

Bagi para pecinta belanja, Pasar Ular adalah surga dunia. Di sini, Anda dapat menemukan berbagai macam oleh-oleh khas Candi Borobudur dan sekitarnya, seperti :
  • Kaos, topi, dan gantungan kunci dengan desain Candi Borobudur dan motif khas Jawa Tengah.
  • Kerajinan tangan seperti patung Buddha, wayang kulit, dan batik.
  • Makanan khas Jawa Tengah seperti bakpia, tempe mendoan, dan gethuk.
  • Perhiasan seperti gelang, kalung, dan anting dengan desain tradisional Jawa.
  • Minuman tradisional seperti wedang jahe, wedang ronde, dan kopi luwak.

Tips Berbelanja di Pasar Ular

  • Tawar menawar : Jangan ragu untuk menawar harga barang yang Anda inginkan.
  • Pilihlah barang yang berkualitas : Pastikan Anda memilih barang yang berkualitas baik dan tidak mudah rusak.
  • Berhati-hatilah dengan barang palsu : Pastikan Anda membeli barang dari toko yang terpercaya.
  • Dukung UMKM lokal : Belilah produk dari UMKM lokal untuk membantu perekonomian masyarakat sekitar.
  • Siapkan uang tunai : Tidak semua toko di Pasar Ular menerima pembayaran dengan kartu debit atau kredit.

Mitos dan Pantang Candi Borobudur

Candi Borobudur diwarnai dengan berbagai mitos dan pantang yang telah hidup di masyarakat sejak lama. Mitos dan pantang ini, meskipun tidak selalu berdasarkan fakta sejarah, menjadi bagian dari tradisi dan budaya yang perlu dihormati dan dipahami. Berikut beberapa mitos dan pantang yang terkenal di Candi Borobudur:

Mitos

  • Menyentuh Arca Kunto Bimo : Konon, jika seorang pria dapat menyentuh jari manis arca Kunto Bimo, atau seorang wanita dapat menyentuh telapak kaki, tumit, atau ibu jari arca tersebut, maka keinginannya akan terkabul. Mitos ini dikaitkan dengan legenda Kunto Bimo yang memiliki sifat pantang menyerah.
  • Jam Raksasa Borobudur : Dikatakan bahwa 72 stupa di Candi Borobudur tersusun dalam pola tertentu yang menyerupai jam raksasa. Bayangan stupa tersebut konon dapat menunjukkan waktu berdasarkan sudut datang sinar matahari.
  • Danau Purba : Diyakini bahwa dulunya Candi Borobudur dikelilingi oleh danau purba. Konon, roh-roh penjaga danau ini masih berkeliaran di sekitar candi.

Pantang

  • Berpakaian Terlalu Terbuka : Dipercaya bahwa pengunjung yang berpakaian terlalu terbuka saat memasuki Candi Borobudur akan mendapatkan sial. Hal ini berkaitan dengan nilai kesopanan dan kesucian dalam agama Buddha.
  • Menunjuk Arca Buddha : Menunjuk arca Buddha dengan jari dianggap tidak sopan dan dapat mendatangkan kesialan.
  • Berbicara Kasar : Berbicara kasar atau menggunakan kata-kata kotor di sekitar Candi Borobudur dianggap melanggar kesucian dan ketenangan tempat ibadah.
Penting untuk diingat bahwa mitos dan pantang ini tidak memiliki dasar ilmiah atau bukti sejarah yang kuat. Namun, sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi dan budaya lokal, disarankan untuk tetap menjaga sikap dan perilaku yang sopan saat mengunjungi Candi Borobudur.
LihatTutupKomentar