Jalan Pagi di Pinggir Sawah - Menghirup Udara Segar Jogja

Wisata sawah di Jogja, wisata murah jogja, wisata gratis di jogja, jalan pagi di jogja, wisata sawah di bantul, wisata bantul, wisata jogja

Jalan Pagi Dipinggir Sawah Jogja, photo by Perjalananday

Setiap hari, saya dan suami selalu menyempatkan waktu untuk olahraga minimal jalan pagi. Olahraga ini selalu kita pilih karena memang sangat affordable dan cocok mengingat kesibukan kita selama mengerjakan project buku. Salah satu rute favorit jalan pagi kita adalah jalan pinggir sawah yang kebetulan berada tidak terlalu jauh dari rumah.

Sawah yang terletak di Kabupaten Bantul ini memiliki karakteristik yang sangat khas. Sawah-sawah di sini biasanya dikelilingi oleh perbukitan yang hijau dan alami, serta terdapat banyak jalan setapak yang bisa digunakan untuk berjalan-jalan atau berlari pagi di sekitar sawah. Selain itu, di sepanjang sawah terdapat pohon-pohon kelapa yang tinggi, membuat pemandangan sawah semakin cantik. Petani-petani disini mengolah sawah dengan sistem irigasi modern, sehingga bisa panen 3 sampai 4 kali dalam satu tahun.

Keuntungan utama dari olahraga di pinggir sawah, tentu saja udara yang bersih dan segar membuat paru-paru kita bekerja lebih efektif untuk memperoleh oksigen. Selain itu, kita juga dapat melihat hijaunya padi yang tumbuh, mendengar suara burung dan serangga berkicauan yang dapat membantu menenangkan pikiran dan meredakan stres.

Melihat luasnya sawah-sawah di Jogja salah satunya di Kabupaten Bantul. Membuat saya sedikit flashback pada reforma agraria era Presiden Soeharto silam. Salah satu kebijakan reforma agraria yang diterapkan pada saat itu adalah pembentukan perusahaan negara untuk mengelola lahan-lahan pertanian yang masih belum produktif. Perusahaan tersebut kemudian memberikan kesempatan kepada petani-petani miskin untuk bekerja dan mengelola lahan-lahan tersebut.

Pada saat itu, wilayah Jogja termasuk ke dalam wilayah Jawa Tengah. Pemerintah pusat melalui Departemen Agraria dan Tata Ruang (ATR) menentukan lahan-lahan yang akan dikelola oleh perusahaan negara tersebut. Salah satu lahan yang dipilih adalah daerah sawah di Jogja yang masih belum termanfaatkan secara maksimal.

Pada tahun 1972, Pemerintah Pusat melalui Badan Urusan Logistik (BULOG) mengambil alih pengelolaan lahan pertanian di Jogja. BULOG kemudian memberikan kesempatan kepada petani setempat untuk bekerja dan mengelola lahan sawah tersebut dengan sistem pengelolaan yang modern dan efisien.

Kononnya kebijakan itu dihadirkan guna meningkatkan produktivitas pertanian dan mengurangi kemiskinan di Indonesia.

Tapi kenyatannya, program reforma agraria ini memang berhasil meningkatkan produktivitas pertanian di Jogja dan mengurangi kemiskinan di daerah tersebut. Namun, program ini juga menimbulkan kontroversi karena sejumlah petani kehilangan hak atas tanah mereka sendiri dan harus bekerja di bawah aturan perusahaan negara. Masa inilah cikal bakal tanah rakyat bebas dirampas dengan mengatasnamakan pembangunan. Ah sudahlah.

Jalan Pagi Dipinggir Sawah Jogja, photo by Perjalananday

Sembari menikmati keindahan alam yang ada di sekitar sawah, berada di sini membuat saya banyak belajar tentang para petani yang harus mengarungi sawah sejak pagi buta demi memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Dengan melihat para petani mengolah sawahnya membuat saya belajar menghargai hasil kerja keras orang lain, setidaknya tidak lagi membuang makanan terutama nasi.

Tidak hanya itu. Melakukan aktivitas jalan pagi di perkampungan jogja membuat saya belajar dari orang-orang desa yang hidup dengan kesederhanaan. Mereka memiliki cara hidup yang berbeda dengan orang-orang di kota, mereka hidup dengan sederhana dan menghargai setiap hal yang mereka miliki.

Jalan pagi yang penuh arti.


LihatTutupKomentar